Pernah Hampir Menghilang, SfC Ternyata Buka Cabang
ITAHNEWS.COM - Satria Fighting Club (SFC) organisasi bela diri yang berasal dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari yang mendidik dan membina kadernya dengan berbagai praktisi bela diri termasuk panahan.
Menariknya, meskipun SFC dibentuk dalam lingkup UIN Antasari khususnya Fakultas Syariah (Fasya) namun SFC mengakui bahwa kadernya banyak diluar dari Fasya dan UIN Antasari.
“Walaupun kami dari syariah, tapi untuk fakultas lain selain syariah bisa mendaftar. Bahkan diluar UIN pun bisa” jelas Ade Kurnia Ramadhani selaku Ketua Umum SFC terpilih periode 2021-2022.
Lebih lanjut, Nor Aida selaku sekretaris umum menjelaskan alasan penerimaan kader tidak hanya lingkup UIN dan Fasya saja dikarenakan untuk menampung minat orang yang tertarik pada bela diri.
“karena kami bela diri, jadi yang minat dan mau gabung bisa gabung” kata dia.
Ade berbagi cerita bagaimana di tahun 2018 hingga 2019 merupakan titik perjuangan SFC memulai dari nol.
“bertahan dengan satu orang, Alhamdulillah sekarang bisa diakui lagi dan kami pun memiliki cabang di Berau" jelasnya.
Membocorkan rencana kedepan Ade mengatakan SFC masih terfokus pada penambahan Sumber Daya Manusia (SDM). Open Recruitmen di SFC sendiri tidak terfokus pada pembatasan waktu namun, ia membeberkan SFC selalu membuka ruang bagi peminat bela diri.
“kami membuka panahan, rencananya nya parkour juga. Untuk Oprec, kami selalu oprec. Kalo ada yang minat, datang aja lalu latihan"
Ditanya soal harapan, keduanya dengan kompak mengharapkan eksistensi SFC bisa kembali dan diakui.
“Semoga SFC bisa Berjaya seperti tahun sebelumnya dan kembali seperti sebelum perpecahan, bahwa mendengar kami itu kuat” tutupnya.
Sekedar info, SFC merupakan UKM dibawah naungan Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin yang menjadi wadah bagi peminat bidang bela diri. SFC dibentuk pada 2005, dan resmi menjadi UKM pada 2009 dengan Nur Ihsan sebagai foundernya. Kegiatan di SFC sendiri meliputi dibagi menjadi tiga sesi latihan yaitu Latihan fisik, seni dan senjata.
(Nurul Khasanah - red).